Pendekatan Konseling Realitas dikembangkan oleh William Glesser.
A. Landasan Filosofis dan Pandangan Tentang
Manusia
Terapi Realitas adalah suatu system yang difokuskan
pada tingkah laku sekarang (saat ini). Inti terapi realitas adalah penerimaan
tanggung jawab pribadi yang dipersamakan dengan kesehatan mental. Menurut
Glesser & Zunin, “kami percaya bahwa masing-masing individu memiliki suatu kekuatan
kea rah kesehatan atau pertumbuhan. Pada dasarnya orang-orang ingin puas hati
dan menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukan tingkah laku, yang
bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna.”
Pandangan Teapi Realitas menyatakan Bahwa, karena
individu-individu, perasaan, dan tingkah lakunya, maka mereka pun bisa merubah
identitasnya. Perubahan identitas yang terjadi tergantung pada perubahan
perilaku.
B. Konsep Dasar Teori
Ada delapan
ciri yang menentukan terapi realitas, yaitu Terapi Realitas:
1.
Menolak konsep tentang penyakit mental.
2.
Berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada
perasaan-perasaan dan sikap-sikap.
3.
Berfokus pada saat sekarang, bukan kepada masa lampau.
4.
Menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
5.
Tidak menekankan transferensi.
6.
Menekankan aspek-aspek kesadaran, bukan aspek-aspek ke
ketaksadaran.
7.
Menghapus hukuman.
8.
Menekankan tanggung jawab.
C. Tujuan Konseling
Tujuan umum Konseling Terapi Realitas adalah membantu
seseorang untuk mencapai otonomi. Otonomi adalah kematangan yang diperlukan
bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan
internal. Glesser dan Zunin (1973) sepakat bahwa konselor harus memiliki
tujuan-tujuan tertentu bagi konseli dalam pikirannya, akan tetapi tujuan harus
diungkapkan dari segi konsep tanggung jawab individual alih-alih dari segi
tujuan behavioral karena konseli harus menentukan tujuan itu bagi dirinya
sendiri.
D. Strategi Konseling
Strategi atau teknik
yang bisa digunakan dalam Pendekatan Terapi Realitas adalah:
1.
Terlibat permainan peran dengan konseli.
2.
Menggunakan Humor
3.
Mengkonfrontasikan konseli dan menolak dalih apapun.
4.
Membantu konseli dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan.
5.
Bertindak sebagai model dan guru
6.
Memasang batas-batas dan menyusun situasi konseli.
7.
Menggunkan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang
layak untuk mengkonfrontasikan konseli dengan tingkah lakunya yang tidak
realistis.
8.
Melibatkan diri dengan konseli dalam upayanya mencari
kehidupan yang lebih efektif.
E. Peran Konselor
Tugas dasar konselor dalam pendekatan Realitas melibatkan
diri dengan konseli dan kemudian membuatnya menghadapi kenyataan. Peran
konselor adalah bertindak sebagai pembimbing yang membantu konseli agar bisa
menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis. Konselor juga harus memasang
batas-batas mencakup batas-batas dalam situasi konseling dan batas-batas yang
ditempatkan oleh kehidupan pada seseorang.
Referensi:
Willis, Sofyan S., (2013). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Gerald Corey.